Jumat, 08 Mei 2015

Fenomena mengabadikan momen mendaki gunung dari masa ke masa


Fenomena mengabadikan momen mendaki gunung dari masa ke masa

Salam lestrai

            Pernahkah rekan-pendaki indunesia tervikir oleh tingkah laku para pendaki indonesia, yah semuanya deh yang blum pernah tervikir nih gua kasih tau tentang pendaki yang saya amati dari masa ke masa.

           Jaman dahulu pendaki kurang sadar ankan pentingnya menjga pelestarian alam, ini sangat buruk ya kawan jagan terulang seperti pendaki jaman dahulu yang tingkat kesadaranya untuk menjaga keindahahan alam masi sangat kurang, membuang sampah sembarangan, tidak membakarnya ,dan tidak membawa lagi sampahnya turun dari puncak gunung atau dari tempat si pendaki ngekem. Bahkan untuk mengabadikan momenya di puncak pendaki mencoret coret batu dan ada juga yang memetik bunga edelwis untuk di berikan kepada orang yang menurutnya special, gak tau sapa itu yaang special, yang jelas pendaki jaman sekarang tidak begitu lah.. pendaki sekarang istimewa sadar akan pelastarian alam dan lingkungan serta keasrian gunung . oke oke kita masuk dalam pembahasan singkat dan inti dari judul tersebut.

1 . fenomena pendaki menuliskan nama di batu dan pohon, ini adalah pendaki jadul jman dulu banget deh , ini lumayan ngetren dan banyak pendaki yang melakukanya tanpa ia sadari ini adalah tindakan merusak alam dan keasrianya, hingga batu yang tadinya polos menjadi berwarna. Karna cet semprot, ada tulisan i love u pulak itu, bagus ya sebanarnya , tapi plis deh bukan tempatnya vandalisme di gunung itu mas bro, kita mendaki untuk menikmati alam indonesia oke, dan mensyukuri nikmat yang alah berikan kapada kita, indonesia makin indah kalau tanpa ada coretan dan sampah di gunung itu, yang setuju boleh tepuk tangan hehehe.


2. fenomena yang ke dua adalah menanam pohon, bagus ya ini postif (menanam pohon di gunung) tapi kalau kita memastikan pohon yang di tanam itu hidup, akan lebih baik.. Menanam pohon yang di lakukan pendaki ini berbeda bro, dia keatif, menanamnya bisa berbentuk pola huruf dan dirangkai menjadi sebuah nama. Eemm lagi lagi nama, padal yang punya nama sama banyak itu. Tapi gak papa ini bagus kok yang tadinya tandus gak ada pohonya jadi ada pohonya, kalau hidup sih pohon yang di tanam, kalau gak hidup sebenarnya dia udah merusak tanaman gunung itu juga, dah di patah patah rantingya untuk buat nama pendaki, jagan deh kamu patahin ranting itu, buat tumbuh tinggi aja pohon itu butuh waktu lama, kalau di tingikan yang di untungkan pendaki juga, saat ngekem bisa buat penghalang badai biargak langsung menerpa tenda kita dll.


3. fenomena yang ke tiga adalah menyusun batu. Bukan permainan tradisional lo ini, tapi menyusun batu untuk di susun menjadi nama. Kratif lagi ini! Emang pendaki itu idenya gak adamatinya deh, siipp om ini sih menurut saya ramah lingkungan. Gak ada coret-coret,gak ada mematahkan ranting, tpi kalau bikin nama di tempat yang bukan untuk jalan orang, ini masalahnya jalan juga di susunin batu, nanti kawan kita yang lain kan bisa 
kesandung to mas bro.


4. fenomena yang ke 4 adalah foto dengan menuliskan nama seseorang dengan mengunakan kertas HVS dll.ini juga ramah lingkugan tetapi kertasnya abis buat foto jangan di buang di sembarangan tempat. Ini akan menimbulkan pencemaran juga, walau mukah di daur ulang tetapi kalau dalam jumlah banyak ya tetep aja itu tumpukan sampah.jadi bawa pulang lagi aja kertasnya, di tempel di dinding kamar, buat kenang kenagan sapa tau mamah terkesan hehehe

5. pendaki selvi. Ini sih baru bari ini aja, ada yang melakukan dengan mengunakan tangan, dan ada juga ada yang membawa tongsis, tongsis ini udah ibarat perlengkapan wajib pendakian tanpa ini galau, momenya kurang dapat. Dan banyak foto yang tidak bisa di ambil kalau harus gantian foto gak asik, gitu sih kata pendaki yang saya tanya saat selvi bersama saya, he he he 

Terimakasih untuk para pembaca .
 lebih dan kurang mohon di maafkan saya hanya manusia biasa yank masi banyak untuk belajar    lagi
















TTD 
 Ibnu isdianto
Cakra 040 / hitech peta 002

Tidak ada komentar:

Posting Komentar